Friday, November 27, 2009

HARAFIAH ATAU TIDAK SAMA SEKALI (partisipasi band-band indie untuk mengikuti ajang musik bergengsi tanah air)

Memasuki pertengahan tahun 2009 ini tidak bisa dipungkiri bahwa industri musik tanah air semakin marak dengan adanya band-band pendatang baru dengan kapasitas yang bisa dibilang fifty-fifty antara mengalami kemajuan atau kemunduran. Seiring berkembangnya jaman yang serba instant ini, kita pasti selalu dituntut untuk melek teknologi (atau bahasa gaulnya update lah) terhadap hal-hal baru di sekitar kita. Apalagi bagi kalian yang memilih jalan hidup sebagai musisi lokal atau memiliki sebuah band. Topik kali ini akan mengupas seberapa pentingnya keikutsertaan kita serta untung ruginya bagi kita dalam mengikuti berbagai ajang kompetisi musik di Indonesia. Syarat pertama sich pastinya kalian harus mempunyai band yang bervisi-misi tinggi dan berpikir menuju kearah yang lebih maju, terserah mau kamu bilang band kamu indie atau underground karena yang jelas kalian membuat band atas jerih payah dan hasil keringat sendiri. Kalau mau flashback ke belakang dari tahun 2002 hingga sekarang telah silih berganti berbagai macam ajang musik di tanah air dengan mengusung tema atau konsepnya masing-masing, contoh saja tahun 2002 - “DREAMBAND” yang lebih mengkhususkan kepada personal untuk dibentuk menjadi sebuah band dengan mengumpulkan serta mengaudisi para musisi lokal dari bebagai daerah menjadi satu. Ditahun ini masih belum ada wadah bagi para musisi yang memiliki band-band indie untuk promosi ke skala nasional, alternatifnya ya kita mengumpulkan materi bagus kemudian dikirim ke label-label besar (tau sendiri kan bagaimana nasib band indiemu kalo udah masuk pasar industri besar ?!?!?!). Memasuki tahun 2006 sebuah industri rokok tampil dengan “LA-lightsIndiefest”nya mulai tahun inilah timbul harapan bagi sebagian orang yang ingin band indienya diketahui masyarakat luas. Mungkin yang tadinya band kita hanya dikenal via friendster atau myspace saja sekarang sudah ada promosi tambahan. Konsep ini membagi tiap regional daerah dengan jumlah banyak per daerah kemudian disusutkan hingga ditemukan 10 band pemenang tiap tahunnya. Nilai plusnya ajang ini tidak merubah konsep musik dan nama band kita setelah menang dan 10 band yang juara semuanya adalah pemenang. Kedepannya pun boleh dibilang menjanjikan karena dibiayai untuk promosi job manggung dan album pastinya. Gimana enak tho manteb tho . . sebuah ajang yang menggiurkan bukan ??? ha ha ha ha. Selang satu tahun berikutnya muncul wadah baru bernama “Amild wanted “ dengan konsep yang nggak jauh beda cuma pada akhirnya hanya satu pemenang yang mendapatkan fasilitas penuh karena dibuat seperti model ranking (kayak tournament sepakbola tarkam saja bung) dan sisanya akan dibuatkan kompilasi, kendali tetap berada dipihak label dan hampir samalah seperti kinerja label besar pada umumnya. Problem yang dihadapi sekarang ada pada orang yang memiliki band dengan idealis tinggi dan yang sudah terlanjur ‘basah’ di komunitasnya, but life is choice bro terserah mau kita mengambil jalan yang mana ?!?! munafiklah kalo bilang band kamu nggak mau dikenal dan terkenal. Gossip-gossip omongan miring atau feedback sudah pasti siap menerkamu apalagi dalam komunitasmu, tinggal kamu menyikapi dengan positive dan pembuktianmu selanjutnya kedepan gimana. Harafiah atau tidak bergantung kepada keputusan kalian karena segala sesuatu yang kamu percaya dan kamu mau jalani atau perjuangkan pasti ada resikonya. So, what do you think ??? standing for what you believe aja . .

-jrypray-

1 comment:

  1. idealisme itu mahal harganya.. gak sebanding dengan kepopuleran gtuw doang,.. bukan munafik gtuw namanya,.. tp anda brarti masih berpikir sempit bro..

    ReplyDelete