Monday, July 6, 2009

uneg-uneg

Adipura-Adiwiyata Dikirab bak Pahlawan
"MALANG - Kedatangan piala Adipura dan piala Adiwiyata di Kota Malang kemarin disambut bak pahlawan. Tak kurang 1.000 orang mengiringi penghargaan tertinggi bidang kebersihan dan penghargaan sekolah berwawasan lingkungan itu. Begitu tiba di Balai Kota Malang, piala tersebut dipajang di halaman dengan pengawalan dua personel provost..." Radar Malang - Minggu, 7 Juni 2009.

Hari Sabtu, siang hari, terlihat konvoi mobil-mobil dan moge-moge berkeliling kota Malang membawa piala Adipura dan Adiwiyata yang dipegang oleh walikota dan wakil walikota Malang. Sangat meriah sekali konvoi yang dilakukan mereka, moge yang berada di barisan depan, diikuti mobil jeep yang membawa walikota dan istrinya serta wakil walikota dan istrinya, yang dengan bangga memegang piala-piala tersebut. Padahal mereka tidak terjun langsung untuk membersihkan kota Malang yang baru saja mendapat piala Adipura dan Adiwiyata. Tidak terlihat para pemulung dan pemungut sampah yang setiap harinya memunguti sampah yang mengotori kota ini. Seakan-akan lupa akan tindakan pemulung yang telah dipandang sebelah mata padahal mereka ikut berjasa membersihkan kota ini. Tanpa mereka, sampah-sampah itu akan dibawa kemana. Perbedaan yang mencolok tentu saja ketika walikota memungut sampah sekali langsung di foto dan dipajang di media halaman depan dan berwarna, tetapi para pemulung yang memunguti sampah setiap harinya memunguti sampah-sampah malah dipandang sebelah mata, diejek, dsb. Apakah mereka tidak sadar tanpa adanya para pemulung, kota Malang akan mendapat piala-piala tersebut? Pesta yang dilakukan begitu meriah, tetapi orang-orang yang tidak ikut serta dan memiliki wewenang lah yang merayakan. Orang-orang yang dipandang sebelah mata yang lebih berjasa membersihkan kota malah tidak mendapat apa-apa. Bukankah uang yang dihamburkan untuk pesta, konvoi, dan lain-lain itu lebih baik disumbangkan pada mereka yang lebih membutuhkan. Dimanakah otak para petinggi kota ini? Bangga akan kemenangan yang bukan hasil kerja kerasnya. Sehingga melupakan sisi masyarakat kecil yang memeras keringat. Mengingatkan saya pada saat Presiden SBY datang ke Malang, dan membuat macet kota, seluruh siswa sekolah saya disuruh datang sore hari ke sekolah dengan membawa bendera merah putih kecil untuk menyambut Presiden SBY. What the f**k?!! Presiden SBY naik mobil mewah, dan hanya lewat depan sekolah saja harus dilakukan penyambutan macam itu. Lebih baik dirumah baca zine dan mendengarkan musik cepat. (dan hari itu tidak ada yang datang ke sekolah, hanya guru-guru saja.hahaha..:p)
Lucu sekali bila dilihat orang-orang yang tidak ikut bekerja tetapi menikmati hasil jerih payah orang lain. Alangkah indahnya apabila mereka ikut diajak merayakan pesta itu. Jangan lupakan rakyat kecil yang telah membantu kota ini meraih piala-piala tersebut. Karena pahlawan yang sebenarnya adalah para pemulung dan pemungut sampah yang hidupnya masih dibawah kehidupan yang layak. Semoga para petinggi kota ini sadar akan the-real-heroes yang turut membantu meraih piala-piala tersebut.

-vino-

No comments:

Post a Comment